Mengenang Kembali, 72 Tahun Sejarah Perjalanan Pekabaran Injil di Tanah Sorowan (TBO)


Poster Pekabaran Injil ke-72, di tanah soroan
 (foto design WOD)


Oleh : Octovianus Duwith

Pergerakan Pekabaran Injil di tanah Papua dimulai dari pulau Mansinam,  ketika Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler 2 (dua) orang Zendeling (Penginjil) asal Jerman, yang tiba di pantai pasir putih Pulau Mansinam, teluk Doreri, Pada 5 Februari 1855.  Dengan memanjatkan doa sulung yang berbunyi:”Dengan Nama TUHAN Kami Menginjak Tanah Ini”. Meterai doa ini menjadi dasar pekerjaan para untusan Zendeling dalam pemberitaan Injil, diseluruh pelosok tanah Papua. Dari “Kerk der Hoop” di Mansinam (1864), Perahu Injil itu bergerak menyusuri pesisir pantai Utara menuju Yende-Roon (1883), Windesi (1889) Maudori, Numfor (1908), Sowek, Korido (1909), Tanah Tabi (1910),Vogelkop (1911), dan Raja Ampat (1913).

Perjalanan Injil terus merosot dan berkembang dengan cepat maka, para Zendeling mendirikan resor-resor di setiap daerah guna membantu pergerakan penginjilan di seluruh pelosok tanah Papua. Pada Tahun 1924 Resort Inanwatan dibuka oleh Pdt. Wetstein dan diperbantukan oleh Ev. Matatula dan Jotlely dari Amboina dengan tujuan membuka Sekolah Kristen dan pelatihan pendidikan guru untuk meneruskan misi penginjilan.
Pada 27 Januari Tahun 1927, Pendaratan Injil Kristus di kumandangkan oleh Matatula dan Jotlely di Teminabuan (Werisar) , atas permintaan Raja Kaibus, Agustinus Angok Kondjol/Onim, dengan mengirim pemuda Werisar untuk bertemu dengan pendeta Wetstein di Inanwatan. Seiring dengan masuknya Injil , pekerjaan penginjilan semakin berkembang ke kampung-kampung disekitar wilayah Teminabuan, sehingga dibutuhkan tenaga-tenaga penginjil untuk meneruskan misi penginjilan ke seluruh daerah disekitar Teminabuan, sehingga pemuda-pemuda asal tanah Tehit di kirim ke Inanwatan, dibina di pusat pelatihan penginjil dan guru di Inanwatan selama beberapa bulan, dan setelah itu mereka dipercayakan untuk mewartakan injil Kristen ke wilayah Teminabuan, Sawiat, Maybrat, dan sekitarnya.

 Yohan Salambauw, Dolfinus Flassy dan Bastian Flassy ketiga penginjil asal Teminabuan yang yang diutus memberitakan Injil di kampung Sauf,Mefkajim, dan Sorowan berdasarkan hubungan garis kekeluargaan. Pada tahun 1947-1948, pendaratan Injil kristen masuk di daerah Maybrat melalui Smogum ( Sauf ), dengan rute perjalanan dari skendi menyusuri lembah dan pegunungan bolmalit hingga masuk di kampung Smogum yang dibawa oleh guru Injil Yohan Salambauw, dari kampung Smogum pekerjaan penginjilan dilanjutkan ke kampung Mahajan (Mefkajim) oleh guru Injil Dolfinus Flassy sebagai orang pertama yang membawa Injil kepada penduduk Mahajan (Mefkajim).

Selanjutnya pada tahun 1949 Penginjil Bastian Flassy, yang hendak memberitakan Injil ke Gomswa (Welek), datang ke Sorowan dan tinggal bersama masyarakat Sorowan karena masih memiliki hubungan kekeluargaan. Tujuan utama penginjil Bastian Flassy ke Sorowan untuk meminta bantuan pengawalan dalam memberitakan Injil kepada penduduk di Welek, namun Tuhan punya rencana lain yang lebih besar kepada penginjil Bastian Flassy. Saat itu hari Minggu, tanggal 27 September 1949, Guru Injil Bastian Flassy memberitakan Injil Kristus pertama kali ditanah TBO (Soroan) dalam kebaktian hari Minggu, sekaligus sebagai pembawa terang bagi masyarakat Sorowan yang pada waktu itu masih hidup dalam kegelapan. Sejak peristiwa itu, tanggal 27 September 1949 dijadikan sebagai hari masuknya Injil kristen di tanah Sorowan.
Guru Injil Bastian Flassy tinggal bersama masyarakat di Sorowan kurang lebih 2 tahun setengah sebagai Penginjil dan guru untuk mendidik generasi muda sorowan, yang akan disiapkan menggantikan posisinya sebagai guru penginjil dalam tugas penginjilan di tanah A3 . 
Pada tanggal 6 Oktober 1951, Pendeta H.E.R Markus yang pada saat itu memimpin resor Teminabuan-Ayamaru meminta Guru Injil Bastian Flassy untuk dipindahkan ke kampung Lessolo (Sasnek), guru injil Bastian Flassy meninggalkan Kampung Sorowan dan pergi ke Wehali (15-10-51), selanjutnya ke Elles (16-10-51), dari Elles ke Sodrofoyo (17-10-51). Tanggal 18 Oktober 1951 Masyarakat Sasnek "datang jemput saya dari Sodrofoyo dan pergi ke Sasnek", tutur guru injil Bastian Flassy (Dalam catatan pribadinya yang berjudul "Perjalanan Saya dari Soroan ke Lessolo Sasnek")

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama